Artikel

Menjaga Persatuan sebagai Prioritas Umat Islam

Menjaga Persatuan sebagai Prioritas Umat Islam


AssalamuAlaikum Wr.Wb
Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam adalah manusia yang sangat mulia, memiliki budi pekerti yang paling luhur. Kemuliaannya tidak hanya bisa dirasakan umat pada zamannya. Namun ratusan tahun setelah beliau wafat, beliau tetap menjadi panutan Umat Islam didunia. Alloh berfirman :



لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Sesungguhnya telah ada pada (pribadi) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan hari kiamat dan banyak menyebut Allâh [QS. Al Ahzab 33:21]



وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ


Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al Qalam 68:4)


Salah satu tugas terpenting Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam diutus adalah menyempurnakan akhlak juga untuk mempersatukan bangsa yang terpecah belah dan terkoyak.



إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ حُسْنَ الأَخْلاَقِ


Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik (HR. Shohih Bukhori)



إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً


Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Sunan At Tirmidzi)



Sesungguhnya antara akhlak dengan aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali, akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan, semakin sempurna akhlak seorang muslim berarti semakin kuat imannya.
Berikut penggalan kisah Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam yang membuktikan bahwa Agama Islam menjunjung tinggi dan menjaga ersatuan sebagai prioritas Umat Islam pada saat pelatakan batu hajar aswad.



Pemugaran Kabah

Sebelum Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam diutus, Kota Makkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke Masjidil Haram dan orang-orang Quraisy khawatir banjir ini akan dapat meruntuhkan Ka’bah. Penduduk Makkah merencanakan pemugaran Ka’bah yang melibatkan empat kabilah terpandang termasuk suku Quraisy yang turut serta dalam proses pembangunan kembali Ka’bah tersebut. Pada awalnya mereka masih takut untuk merobohkan Ka’bah. Akhirnya salah seorang dari mereka yang bernama Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy bangkit mengawali perobohan tersebut. Setelah melihat tidak ada hal buruk yang terjadi pada Al-Walid, orang-orang Quraisy pun mulai ikut merobohkan Ka’bah.
Orang-orang Quraisy hanya menggunakan harta yang baik-baik saja dalam membangun Ka’bah, mereka tidak menerima harta dari hasil riba juga hasil perampasan. Nabi Muhammad juga bersama masyarakat mengangkut bebatuan dalam bangunan Ka’bah. Beliau bergabung bersama paman beliau Abbas Rodhiyallohu Anhu.



Peletakan Hajar Aswad


Permasalahan muncul ketika pembangunan Ka’bah selesai dan para kabilah saling berebut untuk mengembalikan Hajar Aswad, batu yang disucikan, ke tempat semula. Setiap kabilah merasa berhak memperoleh kehormatan untuk meletakkan batu hitam tersebut. Perselisihan makin memanas hari demi hari hingga akhirnya tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan permasalahan mereka, kecuali melalui peperangan.
Akhirnya tokoh paling sepuh diantara mereka yang bernama Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi mendapatkan ilham dan berkata, “Wahai Quraisy, jadikanlah seorang yang pertama kali masuk Masjid menemui kalian sebagai penengah diantara kalian.” Mereka menerima tawaran itu dan menunggu siapa gerangan yang pertama masuk Masjid, dan ternyata yang masuk adalah Nabi Muhammad. Setelah mereka melihat, mereka berkata, “Ini adalah Al Amin, kami setuju, dia adalah Muhammad.”
Mereka mengadukan permasalahannya kepada Muhammad. Melihat api permusuhan yang begitu membara di antara mereka, Nabi Muhammad segera memberikan jalan keluar terhadap perselisihan ini atas petunjuk Alloh Subhanahu Wa Taala. Beliau hamparkan surbannya di atas tanah dan meletakkan Hajar Aswad diatasnya. Lalu berkata, "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini."


Setiap ketua dari keempat kabilah tersebut mengikuti usulan Nabi Muhammad. Masing-masing dari mereka memegang tiap sudut kain dan membawanya bersama-sama ke tempat seharusnya batu itu diletakkan. Kemudian Nabi Muhammad memindahkan Hajar Aswad dengan kedua tangannya sendiri dari surban yang masih dipegang para ketua kabilah ke lubang dinding yang telah disiapkan. Mereka semua puas dengan keputusan Nabi Muhammad dan pertumpahan darah pun dapat terhindarkan.



Pentingnya Persatuan


Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasalam bersabda :


وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ , لا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلامَ بَيْنَكُمْ


Demi Zat yang jiwaku ada dalam kekuasaannya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan Kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahukan sesuatu yang jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian. (HR. Shohih Muslim)



إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Alloh agar kamu mendapat rahmat. (QS.Al Hujurot 49:10)



الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا ثُمَّ شَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ


Seorang mukmin terhadap orang mukmin yang lain seperti satu bangunan, sebagian mereka menguatkan sebagian yang lain, dan beliau menjalin antara jari-jarinya. (HR. Shohih Bukhori)



مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى



Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, bagaikan satu badan / ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.(HR. Shohih Muslim)



لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ - بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ



Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya". (HR. Shohih Muslim)


Semoga Alloh memperbaiki keadaan umat Islam pada akhlaq yang mulia. Sesungguhnya Alloh Maha Mendengar doa dan Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.
Semoga bermanfaat. Amin
Wassalamu Alaikum Wr.Wb


Sumber :
1. Al Qur’an Terjemahan Kementrian Agama
2. HR. Shohih Bukhori
3. HR. Shohih Muslim
Artikel Menjaga Persatuan sebagai Prioritas Umat Islam
PT. TISAGA MULTAZAM UTAMA
Ruko Cempaka Mas Blok i/7
Jl. Let. Jend. Soeprapto
JAKARTA 10640
Logo
© Copyright 2018 Multazam. All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKTLink Mobile