Artikel

Abdur Rohman bin Auf, Saudagar Kaya yang Dijamin Surga<br>

Abdur Rohman bin Auf, Saudagar Kaya yang Dijamin Surga


AssalamuAlaikum Wr.Wb


Abdurrahman dikenal luas sebagai saudagar sukses yang sholih juga dermawan. Namun, kekayaan itu tidak menghalanginya dirinya dari beribadah dan berjuang di jalan Alloh. Selain itu, Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasalam menjelaskan bahwa beliau juga menjadi salah satu sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga.
Ketika peristiwa hijrah ke Madinah, Abdurrahman meninggalkan seluruh harta dan semua perdagangannya dirampas kaum kafir Quraisy di Makkah. Begitu pula sebelumnya, ketika ia ikut dalam rombongan Muslim hijrah ke negeri Habasyah. Kemudian Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasalam mempersaudarakannya dengan Saudagar di Madinah yaitu Saed bin Robi’ sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhori dalam Jami’us Shohihnya :



لَمَّا قَدِمُوا الْمَدِينَةَ آخَى رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- بَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَسَعْدِ بْنِ الرَّبِيعِ قَالَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنِّي أَكْثَرُ الأَنْصَارِ مَالاً فَأَقْسِمُ مَالِي نِصْفَيْنِ. وَلِي امْرَأَتَانِ فَانْظُرْ أَعْجَبَهُمَا إِلَيْكَ فَسَمِّهَا لِي أُطَلِّقْهَا فَإِذَا انْقَضَتْ عِدَّتُهَا فَتَزَوَّجْهَا قَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ أَيْنَ سُوقُكُمْ فَدَلُّوهُ عَلَى سُوقِ بَنِي قَيْنُقَاعَ فَمَا انْقَلَبَ إِلاَّ وَمَعَهُ فَضْلٌ مِنْ أَقِطٍ وَسَمْنٍ. ثُمَّ تَابَعَ الْغُدُوَّ. ثُمَّ جَاءَ يَوْمًا وَبِهِ أَثَرُ صُفْرَةٍ فَقَالَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَهْيَمْ قَالَ: تَزَوَّجْتُ. قَالَ: كَمْ سُقْتَ إِلَيْهَا قَالَ: نَوَاةً مِنْ ذَهَبٍ أَوْ وَزْنَ نَوَاةٍ مِنْ ذَهَبٍ


Ketika mereka (Kaum Muhajirin) telah tiba di Madinah, Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasalam mempersaudarakan Abdur Rohman bin Auf dengan Sa'ed bin Rabi'. Sa'ed berkata kepada Abdur Rohman : "Aku adalah orang Anshor yang paling banyak hartanya, maka hartaku akan aku bagi dua dan aku mempunyai dua istri, maka lihatlah mana diantara keduanya yang menarik hatimu dan sebut kepadaku nanti aku akan ceraikan dan apabila telah selesai masa iddahnya silakan kamu menikahinya". Abdur Rohman berkata; "Semoga Alloh memberkahimu pada keluarga dan hartamu. Dimana letak pasar-pasar kalian?". Maka mereka menunjukkan pasar Bani Qainuqa'. Dia Abdur Rohman tidak kembali dari pasar melainkan dengan membawa keju dan minyak samin yang banyak. Lalu dia terus berdagang hingga pada suatu hari dia datang dengan mengenakan pakaian dan wewangian yang bagus. Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasalam bertanya kepadanya : "Bagaimana keadaanmu…?" Abdur Rohman menjawab : "Aku sudah menikah". Beliau bertanya lagi: "Berapa jumlah mahar yang kamu berikan padanya?". Abdur Rahman menjawab : "Sebiji emas atau seberat biji emas"(HR. Shohih Bukhari)


Di dalam Kitab Fadhoilus Shohabah dijelaskan bahwa Suatu hari Abdur Rohman bin Auf menjual tanahnya seharga 40.000 Dinar, kemudian membagi-bagikan uang tersebut kepada para fakir miskin Bani Zuhrah, orang-orang yang membutuhkan dan kepada Ummahâtul Mukminin (para istri Nabi). Al-Miswar berkata: “Aku mengantarkan sebagian dari dinar-dinar itu kepada Aisyah RodhiyAllohu Anhuma”. Aisyah RodhiyAllohu Anhuma berkata : “Siapa yang telah mengirim ini…?” Aku menjawab: “`Abdur Rohmân bin Auf”. Aisyah RodhiyAllohu Anhuma berkata lagi : “Sesungguhnya Rosululloh ShallAllohu Alaihi Wasallam telah bersabda : “Tidak ada yang menaruh simpati kepada kalian kecuali dia termasuk orang-orang yang sabar. Semoga Alloh Azza wa Jalla memberi minum kepada Abdur Rohmân bin Auf dengan minuman surga.
Pada suatu hari, di tengah ketenangan kota Madinah, debu tebal terlihat mendekat, membumbung ke atas. Semakin banyak hingga menutupi angkasa. Angin bertiup ke arah Madinah menyebabkan gumpalan debu kuning itu semakin mendekat dan terdengar menderu oleh penduduk Kota Madinah. Warga Kota Madinah mengira ada badai gurun yang sedang menyapu dan menerbangkan pasir. Akan tetapi, segera mereka sadar, dari balik gumpalan debu terdengar hiruk-pikuk yang menandakan bahwa itu adalah iring-iringan kafilah yang besar dan panjang. Terbukti, beberapa saat kemudian terdapat 700 unta penuh muatan memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Warga saling memberitahu satu dengan yang lain untuk menyaksikan keramaian itu dan untuk bergembira dengan datangnya rezeki yang melimpah.
Ketika mendengar kedatangan kafilah itu, Ummul Mu’minim, Aisyah bertanya, “Apa yang sedang terjadi di Madinah…? Terdengar jawaban, Kafilah dagang Abdurrahnan bin Auf datang dari Syam nembawa dagangannya. Aisyah kembali bertanya, Satu kafilah menyebabkan hiruk-pikuk seperti itu…? Terdengar jawaban, Ya, Wahai Ummul Mu’minin. Aisyah menggelengkan kepala, sambil mengingat sabda Nabi tentang Abdur Rohman bin Auf, Aku pernah mendengar Rosululloh bersabda, “Aku melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak”.
Beberapa shahabat menyampaikan ucapan Aisyah pada Abdur Rohman, ia pun seakan diingatkan bahwa sabda Nabi itu telah disampaikan padanya berulang kali. Ia menemui Aisyah dan berkata, “Wahai Ummul Mu’minin, engkau mengingatkan saya akan Sabda Rosululloh yang tidak pernah saya lupakan. Dan, ketahuilah Wahai Ummul Mu’minin, semua kafilah dengan muatannya ini, saya persembahkan untuk perjuangan di jalan Alloh. Muatan 700 kendaraan itu dibagikan kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya.
Kekayaan Abdur Rohman bin Auf tidaklah membutakan mata hatinya justru terkadang menjadikan susah hatinya karena mengenang shahabat-shahabatnya yang meninggal pada masa beratnya Islam, dari Ibrohim bin Abdur Rohman bin Auf (anaknya), ia bercerita :



أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ رضى الله عنه أُتِىَ بِطَعَامٍ وَكَانَ صَائِمًا فَقَالَ قُتِلَ مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّى كُفِّنَ فِى بُرْدَةٍ إِنْ غُطِّىَ رَأْسُهُ بَدَتْ رِجْلاَهُ وَإِنْ غُطِّىَ رِجْلاَهُ بَدَا رَأْسُهُ وَأُرَاهُ قَالَ وَقُتِلَ حَمْزَةُ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّى ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا مَا بُسِطَ أَوْ قَالَ أُعْطِينَا مِنَ الدُّنْيَا مَا أُعْطِينَا وَقَدْ خَشِينَا أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنَا عُجِّلَتْ لَنَا ثُمَّ جَعَلَ يَبْكِى حَتَّى تَرَكَ الطَّعَامَ


“Suatu saat pernah dihidangkan makanan kepada Abdur Rohman bin Auf. Tetapi waktu itu ia sedang berpuasa. Abdur Rohman bin Auf ketika itu berkata, “Mush’ab bin Umair adalah orang yang lebih baik dariku. Ia meninggal dunia dalam keadaan mengenakan selimut yang terbuat dari bulu. Apabila kepalanya ditutup, maka terbukalah kakinya. Jika kakinya ditutup lebih baik dariku. Ketika ia terbunuh di dalam peperangan, kain yang mengafaninya hanyalah sepotong, maka tampaklah kepalanya. Begitu pula Hamzah demikian adanya, ia pun lebih baik dariku. Sedangkan kami diberi kekayaan dunia yang banyak.” Atau ia berkata, “Kami telah diberi kekayaan dunia yang sebanyak-banyaknya. Kami khawatir, jikalau kebaikan kami telah dibalas dengan kekayaan ini.” Kemudian ia terus menangis dan meninggalkan makanan itu.” (HR. Shohih Bukhari)



Ibnu Hajar menyatakan, “Hadits ini mengandung pelajaran tentang keutamaan hidup zuhud. Juga ada anjuran bahwa orang yang baik agamanya hendaknya tidak berlomba-lomba dalam memperbanyak harta karena hal itu akan membuat kebaikannya berkurang. Itulah yang diisyaratkan oleh Abdur Rohman bin Auf bahwa beliau khawatir karena kekayaan melimpah yang ia miliki, itulah yang menyebabkan Alloh segerakan baginya kebaikan di dunia (sedang di akhirat tidak mendapat apa-apa, .).” (Syarah Fath Al Bari)


Keluarga Multazam Utama yang dimuliakan Alloh Subhanahu Wa Taala, mari berjuang dijalan Alloh dengan membantu sesama umat Islam.
Semoga bermanfaat. Amin
Wassalamu Alaikum Wr.Wb


Sumber :
1. HR. Shohih Bukhori
2. Syarah Fath Al Bari
3. Kitab Fadhoilus Shohabah

Artikel Abdur Rohman bin Auf, Saudagar Kaya yang Dijamin Surga<br>
PT. TISAGA MULTAZAM UTAMA
Ruko Cempaka Mas Blok i/7
Jl. Let. Jend. Soeprapto
JAKARTA 10640
Logo
© Copyright 2018 Multazam. All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKTLink Mobile